InTheSky Part1
Luke
melangkahkan kakinya tergesa-gesa bahkan dia sudah menabrak 2 orang siswa tanpa
sengaja kakinya terus melangkah kearah kantin sekolah mereka yang sebenarnya
tidak bisa dibilang kantin pasalnya kantin mereka sangat kecil sehingga mau tak
mau saat istirahat para murid disini harus bersumpel-sumpel seperti ikan asin
yang siap di goreng,sesampainya disana Luke langsung menghampiri 2 orang
sahabatnya yang sudah duduk di pojok kantin tempat favorit mereka ber-empat
karna hanya di pojok situlah yang bisa mendapatkan angin cukup segar karna
kantin mereka termasuk kantin terbuka maka dari itu Luke
dan teman-temannya paling betah kalau sudah di kantin.
“hei sorry telat” Luke langsung mengambil tempat duduk di
depan Kira tempat paling nyaman untuknya dekat dengan udara segar dan pepohonan
yang cukup rindang disitu
“emang lu darimana ke?” Tanya Kira yang kebingungan melihat
wajah Luke terengah-engah penuh keringat untung saja cuaca hari ini sedikit
mendung sehingga Luke tak perlu mengipas-ngipas badanya yang kegerahan karna angin
datang dengan sendirinya.
“dari perpus ya cuman gitu gua kan gakuat debu alhasil baru 5
menit disana gua langsung ngacir” Luke pun meminum es jeruk sisa Kira tanpa
ijin dulu mau tak mau Kira hanya bisa memanyunkan mulutnya tanda tak setuju.
“Aldo lu liat Dio ga?” Tanya Luke kepada Aldo sahabatnya yang
sedang asyik dengan mulut penuh mie ayam Aldo ini kurus tapi kalau soal makan
gak tanggung deh semua makanan bisa masuk ke mulutnya sekaligus.
“gatau di kelas
kali,knp? Kangen?” Tanya Aldo sedikit ketus.
“yee biasa aja kali jawabnya gua mau nunjukin ini” Luke pun
menunjukan pamphlet yang dia bawa tadi namun,belum sempat menunjukanya sudah
ada yang mengambilnya dari belakang Luke.
“per-lom-baan-bas-ket” eja Dio dari arah belakang Luke yang sontak membuat Luke kaget Dio memang anak
paling jail diantara mereka dia itu kapten basket awalnya baru 3 bulan yang
lalu dia mengundurkan diri dan fokus untuk ujian katanya sih gitu, Dio itu
termasuk anak yang gak pernah serius dalam sesuatu dia selalu berfikiran pendek
dan gak pernah mau berusaha keras untuk ngedapetin yang dia mau.
“Dioooo” Luke menarik kembali pamphlet dari tangan Dio yang
kini sudah duduk manis dismping Luke.
“liat dikit kali ke pelit amat” Kata Dio sambil mengintip
sedikit ke pamphlet itu,Luke pun menaruhnya diatas meja mereka pun membacanya
secara bersamaan termasuk Aldo yang awalnya tidak tertarik sama sekali sekarang
sudah asyik membaca dan mencerna kata-kata di pamphlet itu tak lama kemudian
semua mata mengarah ke Dio.
“apaan sih pada ngeliatin gue” Dio salting dilihat oleh
ketiga temanya yang sepertinya berharap banyak kepada Dio
“lu harus ikutan yo” kata Aldo yang memulai mendesak Dio dan
berlaga sebagai provokator agar teman-temanya yang lain juga terbakar ambisinya
untuk mendoprong Dio supaya mau mengikuti perlombaan itu karna Aldo tau
kemampuan Dio seperti apa sebenanya Aldo pun sebagai pemain basket juga kagum
kepada kehebatan Dio yang tak tertandingi.
“gua kan udah berhenti
basket do lagian mama gua juga gak ngijinin” Dio mengalihkan wajahnya tak mau
melihat wajah teman-temanya yang kecewa dan juga menutupi wajah kebohongannya
sebenarnya dalam hati Dio juga ingin mengikuti acara itu untuk terakhir kalinya
dia disini tapi mau bagaimana lagi memang benar mamanya tidak mengijinkan tapi
bukan karna ujian karna hal lain mamanya melarang keras dia bermain lagi
padahal Dio sudah mencintai basket dari kecil sepertinya susah sekali untuk
melupakan impiannya itu.
mereka semua pun terdiam menyayangkan keputusan Dio berhenti
basket padahal Dio termasuk anak yang berprestasi dalam bidang itu namun apa
daya sang mama tidak ingin nilai anaknya jatuh hanya karna basket itulah yang
dikatakn Dio kepada semua temanya dan pelatihnya juga.
“yo ayo dong ikutan yaaa?ya?” desak Luke tak mau menyerah
saat mereka sedang berjalan meunuju kelas mereka.
“iya yo hadiahnya lumayan loh beasiswa” Kira pun ikut
mendesak.
“tuh yo ikutan yuk gua juga ikut kok” kata Aldo yang ikut
menyemangati.
“Kalian kenapa sih
segitunya banget?” Kata Dio yang mulai sedikit kesal dengan tingkah
teman-temannya yang aneh tidak seperti biasanya mereka mendesak Dio untuk
melakukan sesuatu .
“soalnya kita itu SAYANG SAMA LU” kata mereka bertiga
serentak sambil tersenyum yang seperti dipaksakan hampir saja Dio pingsan karna
melihat senyum ketiga temanya yang terlalu lebar dan cukup konyol itu.
Dio terdiam mendengarnya sedikit terharu juga oleh
kata-kataitu“oke gua ikut tapi,kalo gua gak kepilih di tim inti jangan ada yang
maksa gua lagi” kata Dio menyerah yang juga tak mau mengecewakan ketiga
sahabatnya.
“siaap kapten” jawab Luke dan Kira samba dengan gaya hormat lalu
berjalan semakin cepat untuk menyusul Dio dan Aldo yang sudah ada di depan
mereka.
“oh iya satu hal lagi buat Aldo” muka Dio mulai serius.
“apaan?” alis Aldo terangkat bingung yang melihat wajah Dio
begitu seriusnya.
“gua ogah disayang sama lu do” kata Dio dengan muka polosnya
dan tersenyum jahil lau berlari menghindari pukulan Aldo dia tau Aldo pasti
akan memukulnya saat itu juga kalau dia tidak langsung berlari.
“sialan lu yo” benar saja Aldo pun memukul Dio ringan namun tidak mengenainya merekapun berlarian
menuju kelas diiringi suara bel.
Dio diam di depan lapangan basket
kakinya tak mau bergerak sama sekali dari tadi dia hanya menatap sekelilingnya masih
sama saat dia meniggalkan tempat ini meniggalkan impianya sejak kecil lapangan
itu masih sama warnya hanya saja semuany
sudah berlalu fikirnya apa dia bisa masuk tim inti? Atau dia harus berpura-pura
tidak bisa saja aga dia tidak usah membohongi mamanya lagi pikiran Dio terus
berkecamuk.
“gua yakin lu bisa yo” sebuah suara membuyarkan lamunannya Dio
pun tersenyum melihat sosok itu dan semangatnya meningkat kembali sosok yang
selalu menemaninya latihan basket dan belajar diamanapun itu Aldo termasuk
orang yang seirus dalam sesuatu sangat bertolak belakang dengan Dio yang santai
hanya saja itu kelemahan Aldo terkadang tidak bisa diajak bercanda tapi,itu
yang Dio sukai darinya kini Aldo sudah dia anggap seperti kakanya yang cerewet.
“lu mau daftar juga do?” Tanya Dio kepada Aldo
“yups cin” jawab Aldo dengan gaya meniru Luke dan Kira Aldo
pun melangkah mantap ke dalam.
“eh tunggu gua cong” panggil Dio sambil menyusul Aldo yang
sudah mulai jauh darinya.
“tadi lu manggil gua apa? Cong?” Aldo menghentikan langkahnya dan berbalik
menuggu Dio datang dan meminta jawaban.
“iya maksudnya
bencong” Dio pun emukul Aldo cukup keras dan berlari sepertinya puas sudah
membuat Aldo kesal 2 kali hari ini.
“sialan lu yo” mereka
pun mulai berlarian kearah lapangan kini hati Dio sudah mantap untuk kembali ke
lapangan.
“Dio aldiansyah” panggil guru olahraga yang sekaligus pelatih
basket mereka Dio menatap kearah Aldo yang sedang duduk sambil minum Aldo
tersenyum menyemangati Dio kini Dio sudah berdiri dengan bola basket di
tanganya diapun menarik napasnya dan mulai mendrible lalu berlari dan berlari
semakin cepat dan menshooting bolanya setelah 3 kali melakukan hal yang sama
Dio menghampiri Aldo dengan wajah penuh keringat dan tersenyum untuk pertama
kalinya dia merasa bebas kembali dia bahagia dan tidak memikirkan akan terpilih
atau tidak yang terpenting baginya adalah dia bisa merasakan kembali kebebasan
yang sempat hilang itu
“gimana yo?” Tanya Aldo sambil menyerahkan botol air
kepadanya yang disambut baik olehnya.
“Amazing” jawab Dio singkat namun bisa menggambarkan seluruh
hatinya saat itu Aldo hanya terkekeh mendengarnya melihat wajah Dio yang
tersenyum polos seperti anak kecil yang sudah menemukan mainanya yang sempat
hilang.
di tempat lain Luke dan Kira sedang menghias mading dengan
tema baru Luke yang tengah asyik menggambar sebuah rumah tak sadar sedang
diperhatikan oleh sepasang bola mata yang mulai menghampirinyaperlahan tapi
pasti.
“Luke” panggil
seseorang yang sedari tadi memperhatikan Luke kini sudah ada di belakang Luke perempuan itu
cukup tinggi lebih tinggi daripada Kira padahal dalam hidup Luke hanya Kira
cewe tertinggi yang pernah ia kenal.
“ya?” kata Luke sambil menengok ternyata Furi anak kelas
sebelah yang juga anggota mading namun Furi hanya diam ragu ingin berkata
sepertinya terlihat dari wajahnya yang putih bersih dengan sedikit bedak dan
mungkin dia memakai lipgloos.
“kenapa fur? Ngomong aja kali?” Luke mulai penasaran itulah
sifatnya.
“gini,gua baru pindah rumah mm..” Furi berhenti seakan ragu
“terus?” Luke penasaran dengan lanjutanya
“gua pulang bareng lu ya? Soalnya gua belum terbiasa sama
jalanya” Furi pun bernafas lega telah mengucapkan kata-kata itu yang sebenarnya
Furi punya maksud lain dibalik itu.
“oh gitu yaudah bareng aja tapi,ntar bareng yang lain juga
ya?” Tanya Luke
“iya gapapa kok thanks ya” Furi pun tersenyum lalu kembali
dengan pekerjaan madingnya.
“ada apaan sih?” Tanya Kira yang penasaran kenapa seorang
Furi menghampiri Luke padahal Furi termasuk anak yang pemilih teman dan anak
yang popular di SMA mereka
“itu Furi mau pulang bareng kita dia baru pindah rumah” Luke
kembali menggambar
“yakin? Gak ada maksud lain tuh?” Tanya Kira yang sedikit
sinis dan sepertinya tidak percaya dengan Furi.
Luke hanya menengok tidak mau tau apa maksud Furi dan mereka
pun kembali dengan pekerjaan mereka.
Komentar
Posting Komentar