Part2



Kini Luke,Kira,dan Furi sedang menunggu Aldo dan Dio di parkiran walaupun sebenarnya mereka pulang masing-masing tapi tetap saja mereka sudah terbiasa saling menuggu.
“ke kita nuggu siapa sih?” Tanya Furi yang mulai kepanasan dan sebenarnya dia tahu sedang menuggu siapa karna itulah tujuan awalnya.
“sorry lama ya kita nuggu Dio sama Aldo” kata Luke yang mulai merasa bersalah.
 akhirnya setelah 10 menit mereka menuggu datang juga 2 orang itu sambil menenteng tas olahraga mereka.
“lama banget sih” Kata Kira yang protes kepada Aldo sambil memukul lenganya.
 “ya maap itu tuh si Dio dandan dulu” jawab Aldo sambil menunjuk muka Dio.
 “enak aja,ini siapa ke?” Tanya Dio sambil melihat Furi dengan seksama.
“oh dia itu..” belum selesai Luke memperkenalkan Furi sudah menjulurkan tanganya.
“gua Furi anak IPA 2” Furi memasang senyum yang menawan dan dijabatnya tangan Furi oleh Dio.
“Dio,rumah lu emang dimana fur?” Tanya Dio yang sepertinya tertarik dengan Furi karna dia tau Furi termasuk dalam tim basket cewe beberapa bulan lalu.
 “di komplek Mawar Asri lu?” Tanya Furi yang sepertinya seyumanya tadi berhasil menaklukan hati Dio dan dia pun sukses membuat Dio jatuh ke pelukanya.
 “sama dong kalo gitu bareng gua aja mumpung gua bawa motor” Dio menunjukan kunci motornya. “
loh kok gitu yo? Gua gimana?” Tanya Aldo yang merasa dicuekin dengan kehadiran Furi.
 “udah lu jaga tuh dua cewe ya” jawab Dio sambil berlalu mengambil motornya.
 “yaudah yuk cin kita pulang” ajak Aldo kepada Kira dan Luke
“maap ya do sebelumnya gua mau ikut mobil kira” kata Luke dengan wajah jailnya.
 “yaudah gua ikut ya kir?” Tanya Aldo dengan wajah polosnya dan berjalan ke mobil Kira.
 “mm gimana ya? Mau banget apa mau aja?” Tanya Kira yang mulai ikut-ikutan menjahili Aldo yang wajahnya mulai berkerut tanda dia ngambek.
 “bercanda do yuk pulang” ajak Luke dan Kira sambil mengapit tangan Aldo
 tak lama kemudian Dio lewat di depan mobil Kira “gua duluan ya guys” kata Dio diiringi senyuman Furi dibelakangnya Luke terpaku melihat mereka berdua “Luke ayo masuk” panggil Aldo yang membuyarkan lamunannya.
            Sudah hampir 5 hari ini Dio terus bersama Furi dan teman-temanya dimanapun itu dikantin,pulang sekolah,bahkan Dio mungkin sudah lupa dengan ambisinya untuk mengikuti pertandingan basket itu hari ini pun begitu sekarang hanya ada Kira dan Luke di meja pojok biasanya Dio menghampiri mereka namun semenjak kenal dengan Furi dia berpindah duduk di meja tengah kantin tempat Furi dan teman-temannya kini Luke kembali terpaku melihat Dio yang sedang tertawa bersama Furi.
“Lukeeee” panggil Kira yang sepertinya mulai bosan daritadi dicuekin terus menerus oleh Luke yang asyik dengan dunia lamunanya.
“ya?” Tanya Luke terkaget danmemasang muka menutupi perasaanya yang mulai bergejolak karna amarah.
“lu kenapa sih? Udah 3 kali lu ngelamun terus” Tanya Kira yang mulai kawatir dengan keadaan Luke.
 “engga kir gua cuman..” Luke berehenti sejenak ragu untuk membicarakan ini dengan Kira takut Kira malah tertawa dan tidak bisa mengerti dia takut Kira berfikir kalau ini hanyalah cinta monyet dan sedikit takut kalau kejadian itu terulang kejadian sewaktu SMP saat itu mereka menyukai cowo yang sama dan Luke tak mau itu terjadi lagi walau sebenarnya Luke tau Kira mungkin menyukai Aldo tapi itu belum tentu karna Kira tidak pernah cerita apa-apa kepadanya.
 “apa? Kangen Dio? Gua tau kok Dio berubah kan?” Tanya Kira yang seakan tahu semua apa yang ada di otak Luke saat itu namun Luke hanya diam tak menjawab takut kelepasan bicara dan akan terjadi lagi perang dunia ke 7 yang pernah Luke rasakan cukup sekali itu saja dia merasakanya.
“Ke gua tau kok lu suka kan sama Dio? Cerita aja kali ke gua siap kok ngedengerin lu” kata Kira yang mulai mendesak Luke untuk menjawab rentetan pertanyaanya.
“apaan sih Kir ngaco deh,udahlah gua mau ke kelas aja ya” Luke pun bangkit dan beranjak dari kantin seakaan ingin menutupi perasaanya yang sekarang sedang berkecamuk terus menerus.
“Lukeee” panggil Furi yang menghampiri Luke dan Kira yang sedang menggambar sebuah pohon untuk dipajang di mading karna bulan ini temanya adalh go green.
“iya fur?” Tanya Luke yang menaruh pensilnya dan mulai berbalik menghampiri Furi.
 “gua mau nanya sama lu” wajah Furi mulai serius dan sedikit sinis kini Luke mulai tidak suka wajah itu seperti wajah yang ingin menguasai semuanya seperti wajah seorang putri yang egois.
 “nanya apa?” Tanya Luke yang sedikit malas berbincang dengan Furi
“lu ada perasaan gak sih sama Dio?” Tanya Furi yang sepertinya sangat ingin tahu perasaan Luke terhadap Dio karna seantero sekolah tau bahwa Luke adalah orang pertama yang paling nempel sama Dio.
“mm engga emang kenapa?” Kata-kata Luke yang membuat Kira menghentikan menggambar dan mulai menguping pembicaraan Luke dan Furi.
 “beneran? Soalnya gua suka sama Dio lu maukan bantuin gua sama Dio?” Tanya Furi dengan wajah yang masih sama malah semakin membuat Luke membencinya.
 “bantuin apa?” Luke ragu untuk membantu Furi bukan karna dia menyukai Dio tapi dia paling malas berurusan dengan orang seperti furi sepertinya Kira benar untuk yang satu ini Furi ada maksud lain kemarin.
“mulai sekarang tolong jauhin Dio ya!” Kata Furi dengan nada sedikit mengancam.
“Dio sendiri udah ngejauh dari gua” Luke berperang dengan hatinya sendiri yang semakin panas.
 “makasih ya ke” kata Furi lalu bangkit dan tersenyum Furi pun meniggalkan Luke dan Kira kembali, Luke menghembuskan nafas dengan berat hati lalu mengambil pensilnya kembali dan mulai menggambar kembali.
 “kenapa bohong ke?” Tanya Kira sambil menggambar  lalu menatap mata Luke tajam meminta jawaban yang jujur dari Luke.
“bohong apa?” Luke mengangkat alisnya tanda tak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan.
 “tentang perasaan lu ke Dio” Kira mulai mendesak Luke kembali kali ini dia akan mendesaknya sampai dia puas dengan jawaban Luke.
 “apaan sih gua gak ngerti” Luke menundukan wajahnya dan pura-pura akan menggambar
“ke,gua kenal lu udah lama gua tau lu suka sama Dio gua tau lu sayang sama dia kan? Jujur ke!” desak Kira yang mulai membuat hati Luke semakin berkecamuk
“terus gua harus gimana? Bilang ke Furi kalau gua suka sama Dio? Engga mungkin Kir ga segampang itu..” jawab Luke yang wajahnya mulai memerah menahan tangis
“Gua tau Ke tapi seengaknya lu cerita dong sma gua jujur apa salahnya sih?” Kira mengecilkan suaranya tak ingin bertengkar dengan Luke
 “lu sendiri juga gak cerita kalau lu suka sama Aldo kan?”
“kata siapa? Sok tau!” Kira mencoba menutupinya dengan kembali mengambil pensinlnya
“Kira gua kenal lu tuh udah lama…” jawab Luke dengan gaya bicara Kira tadi
 “sialan jangan ngeledek dong!” mereka pun larut dalam perbincangan ringan tentang perasaan mereka masing-masing sambil sesekali melanjutkan menggambarnya.
            “kir minta minum dong” Aldo lalu mengambil minuman Kira dan meminumnya dengan wajah penuh keringat maklum Aldo sedang giat-giatnya latihan untuk pertandingan itu.
“ciyee..” ledek Luke pelan yang membuat wajah Kira marah dan mecubit lengan Luke
“sttt diem Luke” kata Kira yang juga pelan tak ingin Aldo mendengar “
“ada apaan sih pada bisik-bisik?” Tanya Aldo yamg bingung melihat kelakuan kedua temanya
“engga yee kepo banget sih” jawab Luke lalu memeletkan lidahnya
“pasti pada ngomongin ketampanan gue yang abis latihan ini ya?” Tanya Aldo lalu memeperkan keringatnya yang membuat mereka berdua jengkel
 “idiih mau bangeeet” jawab Kira dan Luke hampir bersamaan
“dasar ibu-ibu arisan” Jawab Aldo dengan wajah ngambek
Derap langkah Dio menghampiri mereka dengan wajah tak bersalah dia masih sama hanya saja rambutnya sedikit dirapihkan Luke terpaku melihatnya diapun memalingkan wajahnya tak ingin banyak berharap akan disapa Dio lagi.
 “heei guys lagi pada ngomongin apa nih?” Tanya Dio yang penasaran dan duduk disamping Luke seperti biasanya namun mereka bertiga diam dan sibuk sendiri
“pada marah ya?” Tanya Dio yang mulai sadar akhir-akhir ini lebih sering menghabiskan waktu bersama Furi daripada bersama mereka yang membuat kerenggangan diantara mereka,Luke hanya menoleh dan melihat wajah Dio yang merasa bersalah
“maaf deh gua traktir baso mau ga?” Tanya Dio yang membuat ketiga wajah temanya kembali cerah dan tersenyum kembali.
“gua dua mangkok aja yo cukup” ujar Aldo sambil menunjuka keduanya jarinya.
“gua gak pake sayur ya yo kayak biasa” jawab Luke yang ikut-ikutan
“gua pake mi aja yo” kata Kira yang mulai tertarik dengan tawaran Dio
 “dasar ya otak gratisan lu semua”jawab Dio sambil beranjak dari tempatnya dan akan memesan mereka hanya tertawa kembali seperti biasa tak lama kemudian Dio kembali dan duduk lagi disamping Luke
 “tadi lu kemana yo gak latihan?” Tanya Aldo yang kawatir akan ambisi Dio untuk mengikuti pertandingan itu hampir 4 hari ini Dio tidak latihan alasanya sih lupa lah belajar lah dll sampai-sampai Aldo bosan mengingatkanuya.
 “latihan? Yaampun sorry do gua lupa” kata Dio yang merasa bersalah lalu kembali menatap mangkuk basonya.
 “kemaren juga gitu kan” kata Kira menambahkan
“dan jangan lupa 2 hari yang lalu juga” Luke ikut menambahkan kesalahan Dio yang terhitunmg banyak lupanya padahal Dio bukan orang yang pelupa mereka tahu itu.
“oke oke sorry gua lupa beneran deh” Dio merasa makin bersalah
“lu serius gak sih yo? Kalo emang gamau gausah ikutan gausah ngecewain gini” kata Luke yang sepertinya ingin meluapkan kekesalanya atas sikap Dio selama ini
“gua lupa ke! lagian guakan udah minta maap!” kata Dio yang ikut-ikutan kesal dan membanting sendoknya selera maka nya hilang seketika itu juga.
“kalo emang mau pacaran ya pacaran aja sana” ujar Luke yang mulai lepas kendali dan sedikit menyidir.
“lu kenapa sih ke? Jealous gua sama Furi? Kenapa sih lu maksa banget gua ikutan basket?” Tanya Dio yang membuat Luke salah tingkah
“jealous? Enggaklah gua cuman pengen lu dapet beasiswa itu yo” jawab Luke mengelak namun tidak bisa membohongi teman-temanya termasuk Dio tapi mereka tidak membicarakan itu.
 “terus apa ngaruhnya sama lu kalo gua dapet beasiswa itu?” Tanya Dio yang mendesak Luke untuk mengatakan yang sejujurnya.
“ya karna lu itu,sahabat gua yo gua pengen lu seneng dan masa depan lu tuh sesuai sama keinginan lu” jawab Luke yang mulai salah tingkah dan bingung sedangkan Kira dan Aldo hanya menonton seperti sudah biasa dengan pertengkaran seperti ini
“sahabat? Lu nganggep gua sahabat lu?” Tanya Dio yang mulai mengecilkan suaranya dia sedikit kecewa dengan jawaban Luke bukan iu yang dia inginkan.
 “yaiyalah yang lain juga gitu kok! jadi tolong lu menangin pertandingan ini buat gua,Kira dan Aldo ya?” jawab Luke dengan wajah meyakinkan Dio dan meminta dengan wajah memelas wajah yang tidak bisa ditolak oleh siapapun.
 Dio diam sesaat menarik nafas dan “oke sorry buat yang tadi”
 “yaudhalah makan aja yu” kata Luke mengalihkan pembicaraan mereka lalu kembali dengan makanan mereka masing-masing sepertinya banyak yang berubah diantara mereka banyak perbedaan pendapat yang tidak bisa mereka hidari tapI,mereka tetap mempertahankan persahabatan ini dengan sekuat tenaga.
Hari mulai gelap Luke masih menuggu angkot hari ini Kira tidak datang ke ekskulnya katanya sih ada urusan sama mamanya Luke mulai gelisah dan menengok kanan kiri Luke menglihkan perhatianya ke hp nya yang sebenarnya tidak ada apa-apa di tengah lamunanya sebuah motor berhenti tapi Luke tak mau menengok pura-pura asyik dengan hpnya dia takut dengan orang asing zaman sekarang “tin tin” si pengendara itu tak mau turun malah membunyikan klaksonynya semakin keras Luke terus saja diam mencoba tenang taklu kalau-kalau di hipnotis dia pun turun dari motornya dan membuka helm Luke tak mau menengok sedikit pun “Lukee” dia menepuk pudak Luke


“huwaa” Luke kaget hampir menjatuhkan hp nya ternyata itu Dio yang mencoba memanggilnya
“kenapa sih kayaknya kaget banget?”
“kampret lu kirain gua siapa!” Luke membetulkn tempat duduknya dan menghela nafas lega hanya Dio
“mau balik ga?” Dio menyodorkan tanganya mengajak Luke pulang bareng Luke hanya diam pura-pura jual mahal “yaudah kalau gamau mah” Dio memakai helmnya kembali namun Luke hanya diam saja “tau gak ke disini suka ada itu..” Dio mulai menakut-nakuti Luke
“apaan?” Luke mulai cemas pikiranya mulai melayang kemana-kemana Luke paling gakuat dengan hal hal gaib seperti itu walaupun sudah sering dia menjonton acara-acar di tv tetap saja dia takut dengan hal-hal seperti itu apalagi dengan pocong walaupun sudah banyak versi pocong yang gaul di socialmedia tetap saja Luke takut dengan sosok putih yang suka loncat-loncatan itu
Dio menyalakan motornya dan tanpa pikir panjang Luke menaiki motor Dio dengan wajah ketakutan hampir pingsan
“udah siap tuan putri?” Tanya Dio yang sedikit menyidir ketakutan Luke dia tak menjawab hanya mengangguk ketakutan

Komentar

Postingan Populer