....

Semuanya pudar seketika ketika sosok itu datang,Sosok yang hadir ditengah kebisuan cinta namun mampu membuat cinta berbicara yang hadir ditengah dinginnya hati yang mampu membuatnya mencair dengan perlahan namun pasti, mataku tak ayalnya selalu memandang sosok itu yang termangu di dekat jendela ruang kelas menatap kosong kearah papan tulis yang penuh dengan rumus-rumus fisika yang tak pernah singgah di otakmu bagaimana mungkin rumus itu bisa singgah ketika yang di otakmu hanyalah bagaimana caranya keluar kelas dan berlari di tanah lapang sosok yang sungguh indah ketika di pandang dengan rambut terkena angin berantakan namun memikat. Sosok itu menatapku untuk pertama kalinya memang benar kata pepatah dari mata turun ke hati  hanya dengan sekejap saja sosoknya langsung turun ke hatiku dan menetap disitu entah untuk berapa lama tak ada yang tahu,hanya saja apa mungkin sosok itu juga merasakan hal yang sama dengan apa yang kurasakan? satu demi satu pertanyaan menyiksa pikiranku,berputar, menyiksa karna tak pernah kutemukan jawaban yang pasti.
Secercak harapan muncul ketika untuk pertama kalinya di sebuah lapangan kamu tersenyum kearahku dan untuk saat itu pula senyum itu langsung di rekam oleh otakku memori yang sangat hebat yang takkan mudah untuk menghapusnya tapi apa mungkin senyum itu memang untukku? atau hanya skedar sopan santun orang Indonesia? lagi-lagi pertanyaan itu menyita separuh waktuku. Semakin berjalannya waktu semakin semuanya terlihat jelas semua pertanyaan yang berada di otakku smeuanya terungkap tak semuanya sesuai harapan jika,saja lawanku bukanlah kenangan mungkin aku bisa melihat kekurangan dan kelebihanku namun bagaimana bisa aku menyaingi kenangan yang berada di otakmu bukankah sudah kubilang otak adalah memory terhebat yang tuhan ciptakan tak mudah menghapusnya bahkan ada yang memang permanen tertanam disana,sama sepertimu yang memilih hidup bersama kenangan tentang dia yang mungkin sudah bahagia dengan orang lain tak pernah terlintas di otakmu bahwa kamu juga ingin bahagia dengan orang lain dan memilih pergi meninggalkan kenangan itu?.
Menggantikan posisi kenangan itu? terlalu berharap, bagaimana bisa aku menggantikannya ketika yang dekat hanyalah abu-abu untukkmu ketika perhatian hanya dianggap angin lalu bagimu merubah pelangi menjadi bui merupah harapan menjadi angan kosong.
Sosok itu tak pernah berubah sampai saat ini masih terus termanggu di dekat jendela haruskah aku yang berubah demi sosok itu yang bernama....

Komentar

Postingan Populer