Hallo Goodbye
Pagi itu aku terbangun seperti biasa melihat dinding dengan cat yang sudah memudar melihat gorden yang sudah kusam pandanganku beralih kearah meja belajar yang tak kuubah tempatnya meja belajarku hanya sebuah kayu dengan beberapa paku yang saling mengaitkan mereka namun dapat berdiri kokoh diatasnya dapat menompang berbagai macam barang tak membuatnya jatuh,aku beralih kembali melirik hp ku tanggal berapa sekarang? tanggal 18 bulan April tanggal keramat itu datang lagi seberapa penting tanggal itu bagi kita? oh maaf, bagiku yang sampai sekarang masih menganggap tanggal itu sebagai tanggal yang merubah segalanya tanggal yang pernah memutar balikan duniaku 180 derajat.
Tiga tahun yang lalu tepatnya pukul 15.00 hpku bergetar tertera namanu dengan indah di layarnya tak ada firasat apapun kala itu kota yang kita tempati sedang musim hujan cuaca begitu dingin namun entah mengapa setelah melihat pesan singkat lebih tepatnya pesan yang panjang darimu semuanya terasa hangat,mendamaikan,meluruskan segala hal. aku yang tidak gegabah kala itu memutuskan untuk berpikir sejenak setelah membasuh badan dengan air suci dan menunaikan kewajaibanku sebagai seorang muslim aku terduduk di sajadah mushola sekolah aku termenung belum juga membalas pesan darimu sebagian besar hatiku ingin menjawab iya namun entah mengapa ada sedikit keraguan kala itu namun,setelah mendapat dorongan dari berbagai pihak dan dorongan hati akupun membalas pesanmu dengan jawaban 'iya aku mau' rasanya aku ingin melihat wajahmu kala itu setelah aku membalas pesanmu namun apa dayaku aku tak bisa dengan seenaknya datang ke rumahmu hanya untuk melihat wajahmu wanita macam apa aku ini lagipula diluar sana sedang hujan deras.
Malam berganti siang begitu seterusnya semakin hari aku semakin mengenal sosokmu sosok yang humoris dan cuek lelaki dengan rambut keriting yang menjadikan komputer dan game online sebagai pacar keduanya itulah sosokmu sosok yang sempat mewarnai hari-hariku. Tak banyak waktu yang kita habiskan bersama liburan yang panjang membuat kita harus berpisah dan tak bertemu untuk waktu yang lama seperti liburan yang memisahkan kita aku pun semakin merindukan sosokmu ingin melihatmu dari dekat ingin berbincang denganmu ingin melihat senyummu lagi-lagi apa dayaku aku hanya bisa mengungkapkannya dengan pesan-pesan yang menggambarkan aku merindukanmu
4 hari aku lalui tanpa kabar darimu pesanku tak dibalas entah mengapa perlakuanmu yang semakin hari semakin berubah hampir membuatku gila membuatku ingin meledak menjadikanku oksigen-oksigen yang membuatku menjadi kepingan-kepingan kecil, kerinduanku semakin memuncak ketika satu kali kamu memberi kabar hanya kali itu lalu kamu menghilang kembali bagaimana bisa aku begitu sabar dengan lelaki ini apakah ini yang sempat membuatku ragu akan sosokmu.
Hari itu tepatnya 6 hari sebelum ulangtahunmu hubungan kita mulai membaik kamu kembali seperti biasa dengan pesan-pesanmu yang membuatku tersenyum tepatnya pukul 19.00 aku sedang merancang segalanya kado,kue,suprise dan segalanya tak selang berapa lama hp ku bergetar namamu tertera dengan manis di layar hpku aku tersenyum melihatnya namun entah mengapa aku menunda untuk membukanya kala itu, setelah lima menit berlalu akupun membuka pesan singkat itu oh bukan, melainkan pesan yang panjang darimu aku tak ingat setiap detailnya yang kuingat hanyalah kamu menginginkan kita berpisah mengakhiri segalanya dengan alasan aku wanita yang terlalu baik untukmu, Tuhan bagaimana bisa wanita yang terlalu baik malah ditinggalkan bukannya dipertahankan? bukannya membalas aku malah meneteskan airmata kepalaku kosong seketika tak ada kata yang mampu kuucap bahkan dalam hati sekalipun setelah berpikir jernih aku membalas pesanmu dengan sebuah pertanyaan yang sama yang aku tanyakan tadi kamu menjawab kamu itu jahat aku itu baik jadi kita tidak bisa bersama hanya itu dan tak kubalas karna aku sudah menjadi butiran oksigen kala itu.
Kembali ke sekarang, apa kabar tuan? masihkah kamu begitu mencintai game online sehingga pesan dari pacarmu kau abaikan bahkan omelan ibumu kau abaikan masihkah? Tuan bagaimana bisa aku melupakanmu ketika aku masih mengingat setiap detail kebiasaanmu mengingat setiap kalimat dan prasa yang pernah kau kirim untukku setiap cacian dan pujian yang pernah kau lontarkan untukku. Tuan sudah tiga tahun berlalu akankah kita bertemu lagi? saling betukar sapa berbincang tersenyum bukan sebagai mantan kekasih melaikan sebagai teman? bisakah itu terjadi?. Tuan tak banyak yang kuharapkan darimu karna sudah begitu banyak harapan dan asa yang kugantungkan padamu Tuan, tahukah kamu begitu seringnya aku mengabaikan mereka yang mencintaiku demi kamu begitu seringnya aku menyebut namamu dala setiap bulir doa yang kuucap pada pagi,siang,dan malam hari.Tiga tahun bukanlah waktu yang sebentar kulalui dan aku ingin mengakhiri segalanya. Bukan,bukan karna aku lelah tuan aku tak pernah lelah menunggumu tak pernah menyesal mengkhawatirkanmu tak pernah kekeringan setiap menyebut namamu dalam setiap bait doaku hanya saja, semuanya telah berubah kini hatiku sudah tak lagi sedih setiap mendengar kabar tentangmu tak lagi menangis ketika mengingat tentang kisah indah kita namun, merindukanmu mungkin akan menjadi bagian sisa hidupku nanti bukankah itu yang dinamakan Move On?
Tiga tahun yang lalu tepatnya pukul 15.00 hpku bergetar tertera namanu dengan indah di layarnya tak ada firasat apapun kala itu kota yang kita tempati sedang musim hujan cuaca begitu dingin namun entah mengapa setelah melihat pesan singkat lebih tepatnya pesan yang panjang darimu semuanya terasa hangat,mendamaikan,meluruskan segala hal. aku yang tidak gegabah kala itu memutuskan untuk berpikir sejenak setelah membasuh badan dengan air suci dan menunaikan kewajaibanku sebagai seorang muslim aku terduduk di sajadah mushola sekolah aku termenung belum juga membalas pesan darimu sebagian besar hatiku ingin menjawab iya namun entah mengapa ada sedikit keraguan kala itu namun,setelah mendapat dorongan dari berbagai pihak dan dorongan hati akupun membalas pesanmu dengan jawaban 'iya aku mau' rasanya aku ingin melihat wajahmu kala itu setelah aku membalas pesanmu namun apa dayaku aku tak bisa dengan seenaknya datang ke rumahmu hanya untuk melihat wajahmu wanita macam apa aku ini lagipula diluar sana sedang hujan deras.
Malam berganti siang begitu seterusnya semakin hari aku semakin mengenal sosokmu sosok yang humoris dan cuek lelaki dengan rambut keriting yang menjadikan komputer dan game online sebagai pacar keduanya itulah sosokmu sosok yang sempat mewarnai hari-hariku. Tak banyak waktu yang kita habiskan bersama liburan yang panjang membuat kita harus berpisah dan tak bertemu untuk waktu yang lama seperti liburan yang memisahkan kita aku pun semakin merindukan sosokmu ingin melihatmu dari dekat ingin berbincang denganmu ingin melihat senyummu lagi-lagi apa dayaku aku hanya bisa mengungkapkannya dengan pesan-pesan yang menggambarkan aku merindukanmu
4 hari aku lalui tanpa kabar darimu pesanku tak dibalas entah mengapa perlakuanmu yang semakin hari semakin berubah hampir membuatku gila membuatku ingin meledak menjadikanku oksigen-oksigen yang membuatku menjadi kepingan-kepingan kecil, kerinduanku semakin memuncak ketika satu kali kamu memberi kabar hanya kali itu lalu kamu menghilang kembali bagaimana bisa aku begitu sabar dengan lelaki ini apakah ini yang sempat membuatku ragu akan sosokmu.
Hari itu tepatnya 6 hari sebelum ulangtahunmu hubungan kita mulai membaik kamu kembali seperti biasa dengan pesan-pesanmu yang membuatku tersenyum tepatnya pukul 19.00 aku sedang merancang segalanya kado,kue,suprise dan segalanya tak selang berapa lama hp ku bergetar namamu tertera dengan manis di layar hpku aku tersenyum melihatnya namun entah mengapa aku menunda untuk membukanya kala itu, setelah lima menit berlalu akupun membuka pesan singkat itu oh bukan, melainkan pesan yang panjang darimu aku tak ingat setiap detailnya yang kuingat hanyalah kamu menginginkan kita berpisah mengakhiri segalanya dengan alasan aku wanita yang terlalu baik untukmu, Tuhan bagaimana bisa wanita yang terlalu baik malah ditinggalkan bukannya dipertahankan? bukannya membalas aku malah meneteskan airmata kepalaku kosong seketika tak ada kata yang mampu kuucap bahkan dalam hati sekalipun setelah berpikir jernih aku membalas pesanmu dengan sebuah pertanyaan yang sama yang aku tanyakan tadi kamu menjawab kamu itu jahat aku itu baik jadi kita tidak bisa bersama hanya itu dan tak kubalas karna aku sudah menjadi butiran oksigen kala itu.
Kembali ke sekarang, apa kabar tuan? masihkah kamu begitu mencintai game online sehingga pesan dari pacarmu kau abaikan bahkan omelan ibumu kau abaikan masihkah? Tuan bagaimana bisa aku melupakanmu ketika aku masih mengingat setiap detail kebiasaanmu mengingat setiap kalimat dan prasa yang pernah kau kirim untukku setiap cacian dan pujian yang pernah kau lontarkan untukku. Tuan sudah tiga tahun berlalu akankah kita bertemu lagi? saling betukar sapa berbincang tersenyum bukan sebagai mantan kekasih melaikan sebagai teman? bisakah itu terjadi?. Tuan tak banyak yang kuharapkan darimu karna sudah begitu banyak harapan dan asa yang kugantungkan padamu Tuan, tahukah kamu begitu seringnya aku mengabaikan mereka yang mencintaiku demi kamu begitu seringnya aku menyebut namamu dala setiap bulir doa yang kuucap pada pagi,siang,dan malam hari.Tiga tahun bukanlah waktu yang sebentar kulalui dan aku ingin mengakhiri segalanya. Bukan,bukan karna aku lelah tuan aku tak pernah lelah menunggumu tak pernah menyesal mengkhawatirkanmu tak pernah kekeringan setiap menyebut namamu dalam setiap bait doaku hanya saja, semuanya telah berubah kini hatiku sudah tak lagi sedih setiap mendengar kabar tentangmu tak lagi menangis ketika mengingat tentang kisah indah kita namun, merindukanmu mungkin akan menjadi bagian sisa hidupku nanti bukankah itu yang dinamakan Move On?
Untuk Tuan yang
menempati hatiku 3 tahun
lamanya, Aku Pergi.
Komentar
Posting Komentar