Miska&Rahel.
Kali ini, aku menatap lembaran lembaran kertas yang tersusun rapih berdasarkan tanggal pembuatannya aku tersenyum kikuk, itu surat permohonan yang aku kirim untuk tuhan beberapa tahun lalu.
Air mataku menetes ketika membaca satu surat lusuh tanpa nama itu warna kertasnya sudah menguning warna tinta dari pulpen nya pun sudah memudar tapi, tidak dengan isi dari surat tersebut isinya masih sama dengan bait-bait indah tentang permohonan gadis remaja kala itu dan entah mengapa pikiranku melayang kembali ke saat itu
Lelaki itu bernama Miska dengan lesung pipit dan senyum yang paling indah pembawaannya yang periang serta percaya dirinya mampu membuatnya meraup begitu banyak teman disekelilingnya satu kebiasaan jeleknya dia adalah seorang pembuat asap yang ulung entah sudah berapa kali aku memakinya tentang rokoknya itu tapi tetap saja tidak ada satupun yang digubrisnya
Sampai suatu saat, Miska jatuh cinta kepada seorang perempuan cantik nan ayu ia rela memberikan seluruh hidupnya untuk mendapatkan perempuan itu, bahkan hanya melihat senyumnya saja bisa membuat sesak nafasnya kambuh,
Rahel,perempuan yang dicintai Miska bukanlah sesuatu yang mudah didapatkan ia sudah hidup bertahun-tahun seperti kupu-kupu cantik dan memikat namun sulit di dapat Rahel terbang bebas tidak terikat oleh apapun atau siapapun
Tahun-tahun terakhir di SMA hampir selesai sudah berbagai cara dan berbagai jaring yang Miska keluarkan untuk menangkap kupu-kupu itu tapi, tak juga berhasil.
Putus asa? mungkin pernah, bahkan sering ia rasakan,
Begitu banyak kupu-kupu yang berkeliaran di sekeliling Miska namun hanya Rahel yang sanggup menjadi kupu-kupu di hatinya.
Mungkin kalian berfikir Miska hanyalah satu dari sekian banyaknya lelaki bodoh yang mengharapkan cinta dari perempuan tapi bukan itu fikiranku terhadap Miska, ia adalah lelaki yang setia dari awal ia jatuh cinta lalu bercerita padaku tentang kupu-kupunya itu dan sampai sekarang tak pernah sedikitpun ia melirik kupu-kupu lain tak pernah mungkin, tak akan pernah terjadi.
Dua tahun setelah itu...
Aku masih dengan air mata yang tertumpuk di pelupuk mata mengadahkan tangan kembali di sajadahku doa itu aku ucap kembali...
'Tuhan, Rahel adalah hidup Miska ia tak bisa hidup tanpanya biarkanlah mereka bersama. Bukan! bukan karna aku memperdulikan Miska melainkan lebih dari itu karena Miska adalah hidupku,jadi tolong biarkan mereka bersama agar aku bisa hidup...'
Kini masa-masa sulit itu sudah berlalu aku dengan buku serta skripsiku berjalan santai di koridor memperhatikan beberapa gerombol orang dengan jas putihnya sangat menyita perhatianku, dua sosok dengan jas putih yang sama berjalan beriringan lebih tepatnya si cowo sedang mengekor dibelakang. Yap! mereka Miska dan Rahel dalam satu fakultas yang sama dan mereka bersama dan doaku terkabul untuk waktu yang sama!,
Aku sendiri tak mengerti Miska yang bodoh dan nakal itu bisa masuk fakultas yang sangat bagus di universitas ini, bukan hanya itu kebiasaan burukunya pun sudah menghilang sedari lama.
apakah cinta sekuat itu? ya!
karna Miska pernah berkata 'Karna buat gue berdiri di puncak dunia sama Rahel adalah tujuan hidup gue!'
Sedangkan berbeda dengan Rahel yang berkata 'Buat gue tujuan hidup gue adalah berdiri di puncak dunia dengan kesuksesan!'
Aku tidak tahu yang terjadi dengan mereka selanjutnya, tapi satu hal yang aku percaya sampai saat ini
'Sebuah batu yang keras akan lunak suatu saat jika setiap hari di tetesi air'
Mengerti?
Air mataku menetes ketika membaca satu surat lusuh tanpa nama itu warna kertasnya sudah menguning warna tinta dari pulpen nya pun sudah memudar tapi, tidak dengan isi dari surat tersebut isinya masih sama dengan bait-bait indah tentang permohonan gadis remaja kala itu dan entah mengapa pikiranku melayang kembali ke saat itu
Lelaki itu bernama Miska dengan lesung pipit dan senyum yang paling indah pembawaannya yang periang serta percaya dirinya mampu membuatnya meraup begitu banyak teman disekelilingnya satu kebiasaan jeleknya dia adalah seorang pembuat asap yang ulung entah sudah berapa kali aku memakinya tentang rokoknya itu tapi tetap saja tidak ada satupun yang digubrisnya
Sampai suatu saat, Miska jatuh cinta kepada seorang perempuan cantik nan ayu ia rela memberikan seluruh hidupnya untuk mendapatkan perempuan itu, bahkan hanya melihat senyumnya saja bisa membuat sesak nafasnya kambuh,
Rahel,perempuan yang dicintai Miska bukanlah sesuatu yang mudah didapatkan ia sudah hidup bertahun-tahun seperti kupu-kupu cantik dan memikat namun sulit di dapat Rahel terbang bebas tidak terikat oleh apapun atau siapapun
Tahun-tahun terakhir di SMA hampir selesai sudah berbagai cara dan berbagai jaring yang Miska keluarkan untuk menangkap kupu-kupu itu tapi, tak juga berhasil.
Putus asa? mungkin pernah, bahkan sering ia rasakan,
Begitu banyak kupu-kupu yang berkeliaran di sekeliling Miska namun hanya Rahel yang sanggup menjadi kupu-kupu di hatinya.
Mungkin kalian berfikir Miska hanyalah satu dari sekian banyaknya lelaki bodoh yang mengharapkan cinta dari perempuan tapi bukan itu fikiranku terhadap Miska, ia adalah lelaki yang setia dari awal ia jatuh cinta lalu bercerita padaku tentang kupu-kupunya itu dan sampai sekarang tak pernah sedikitpun ia melirik kupu-kupu lain tak pernah mungkin, tak akan pernah terjadi.
Dua tahun setelah itu...
Aku masih dengan air mata yang tertumpuk di pelupuk mata mengadahkan tangan kembali di sajadahku doa itu aku ucap kembali...
'Tuhan, Rahel adalah hidup Miska ia tak bisa hidup tanpanya biarkanlah mereka bersama. Bukan! bukan karna aku memperdulikan Miska melainkan lebih dari itu karena Miska adalah hidupku,jadi tolong biarkan mereka bersama agar aku bisa hidup...'
Kini masa-masa sulit itu sudah berlalu aku dengan buku serta skripsiku berjalan santai di koridor memperhatikan beberapa gerombol orang dengan jas putihnya sangat menyita perhatianku, dua sosok dengan jas putih yang sama berjalan beriringan lebih tepatnya si cowo sedang mengekor dibelakang. Yap! mereka Miska dan Rahel dalam satu fakultas yang sama dan mereka bersama dan doaku terkabul untuk waktu yang sama!,
Aku sendiri tak mengerti Miska yang bodoh dan nakal itu bisa masuk fakultas yang sangat bagus di universitas ini, bukan hanya itu kebiasaan burukunya pun sudah menghilang sedari lama.
apakah cinta sekuat itu? ya!
karna Miska pernah berkata 'Karna buat gue berdiri di puncak dunia sama Rahel adalah tujuan hidup gue!'
Sedangkan berbeda dengan Rahel yang berkata 'Buat gue tujuan hidup gue adalah berdiri di puncak dunia dengan kesuksesan!'
Aku tidak tahu yang terjadi dengan mereka selanjutnya, tapi satu hal yang aku percaya sampai saat ini
'Sebuah batu yang keras akan lunak suatu saat jika setiap hari di tetesi air'
Mengerti?
Komentar
Posting Komentar