Hardiansyah R.
Minggu, 11 Februari 2024
Sudah 6 tahun semenjak kepergianmu, bahkan gestur kecil dari usapan tanganmu di kepalaku saat di kereta tahun 2018 masih terasa nyata di memoriku. Namanya Hardi, tidak pakai y dia selalu mengingatkan itu. Kesalahan kecil yang selalu orang lakukan atas nama yang ia dapat di dunia, lelaki yang selalu tidak percaya diri dengan tinggi badannya namun, mampu dengan lantang menjadi pemimpin upacara bendera saat itu. Kalau kalian tanya bagaimana aku mengenalnya aku akan dengan bangga mencertitakan aku cinta pertamanya begitupun sebaliknya, memang seperti kata pepatah "cinta pertama tidak akan pernah berhasil" dan itu terjadi pada kami.
"Sedih banget deh aku kalah sama senior, apa karena aku pendek ya makanya ditinggalin sama kamu?" tanyanya sambil menghampiriku dengan semangkuk mie ayam di tangannya, tentu saja akupun sedang menyatap itu di mejaku dan ucapannya mampu membuatku tersedak sesaat "gak gitu Di, tapi emang ya aku udah ga suka aja sama kamu" jelasku masih menunduk malu, sambil berfikir kok dia bisa dengan tenang menghampiriku yang baru saja memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita yang cukup lama untuk anak seusia kami saat itu. Hardi duduk di sampingku dengan santai, seperti kebiasaannya selama 2 tahun terakhir "liat aya El gua bakal bikin lu suka lagi sama gua, kalo gua udah tinggi" jelasnya menatapku dengan mata bulatnya sambil tersenyum lalu melanjutkan menyantap makan siangnya. Kalau saja ia tahu, saat itu aku sudah jatuh cinta kembali padanya apa ia akan tetap mempertahanku dengan keras kepalanya.
Kalau aku boleh memilih apa yang paling aku ingat dari kita, yaitu surat kecil darimu saat aku marah karena kamu dekat dengan seorang perempuan yang aku tidak sukai kamu langsung dengan sigap menyuratiku di kelas "kamu marah sama aku ya, gara-gara ngobrol sama dia?" kalimat kecil yang membuatku tersenyum padahal jelas-jelas saat itu aku sedang marah besar padamu tapi, hanya kalimat itu saja bisa membuatku tenang. Surat itu masih kusimpan hingga tahun 2017 Di, tapi hilang karena termakan usia. Maaf ya, padahal kamu selalu suka setiap hal detail yang aku perhatikan soal kita, setiap surat yang aku simpan, setiap gantungan kunci yang kita buat bersama, dan setiap bunga yang kamu ambil di sepanjang jalan pulang lalu aku simpan. Tapi, semua harus hilang termakan usia. Tenang saja Di, kamu masih diingat di memoriku sampai saat ini.
Kalau saat ini kamu ada di depanku aku ingin ucapkan beberapa kalimat "Selamat berbahagia ya, cinta pertamaku setelah ayahku. Selamat sudah menyelesaikan tugasmu menjagaku di dunia ini, sampaikan salamku ya untuk semua malaikat yang saat ini sedang mendengar kesombonganmu mengenai wajah tampanmu, bilang kepada mereka aku sangat iri. Saat ini aku masih berjuang di dunia doakan, aku kuat ya dan aku akan doakanmu selalu disini. Sampai bertemu lagi, di tempat paling abadi"

Komentar
Posting Komentar